Rabu, 27 April 2011

Tata cara Nasehat

Tata Cara Nasihat

Tujuan Nasehat, adalah menyampaikan sesuatu kepada audien (pendengar) agar si pendengar dapat merubah sikap, prilaku, pola pikir hingga bisa membedakan antara benar dan salah, baik dan buruk, halal dan harom, pahala dan dosa, surga dan neraka. Atau dengan kata lain, nasehat adalah menghendaki terwujudnya suatu kebaikan kepada orang lain:
Dasar-dasar Nasehat:
1. Seni berbicara fungsinya adalah untuk menguasai audien, seperti:
a. Retorika adalah seni berbicara dalam nasehat yang bombastis.
b. Langgam adalah bentuk irama, lagu dalam nasehat.
c. Intonasi adalah nada lagu, tinggi rendah suara.
2. Harus dapat menyampaikan materi nasehat dengan simpatik, menarik, beralasan dan meyakinkan.
3. PD, Percaya pada diri sendiri: Seorang penasehat harus merasa yakin bahwa dirinya mampu memberikan nasehat. Oleh karena itu hatinya harus teguh, tenang serta tidak mudah terpengaruh oleh situasi atau audien yang ada, dan upayakan jangan sampai terjadi demam panggung atau gerogi.

I. Hal-hal yang Harus Diperhatikan:
Berdo’alah terlebih dahulu sebelum berbicara dengan do’a:
Robbisyroh Lii Shodrii Wayas-sir Lii Amrii Wahlul ‘Uqdatam-mil Lisaanii Yafqohuu Qoulii.
Yang artinya: “Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka dapat memahami / mengerti perkataanku”. (QS. Thoohaa, Ayat: 25-28).
Alloohumma Alhimnii Rusydii Wa A‘idznii Min Syarri Nafsii.
Artinya: “Ya Alloh, berilah aku ilham yang benar dan lindungilah aku dari kejelekannya diriku”. (HR. Tirmidzi)


Memberanikan diri, jangan bersikap ragu-ragu.
Sebelum berbicara upayakan terlebih dahulu mengambil nafas panjang sebanyak tiga kali untuk melancarkan peredaran darah, oksigen dalam paru-paru agar keadaan hati menjadi tenang.
Pandangan mata upayakan sesekali menghadap lurus ke depan, ke tengah, ke samping kanan, kesamping kiri, jangan hanya mendang ke atas atau ke bawah saja dan hindari memandang langsung mata audien tetapi pandanglah bagian kening atau ubun-ubunnya. Ini untuk menghindari atau menghilangkan perasaan jatuh mental atau gerogi.
Harus mempunyai keyakinan bisa memberikan sesuatu ketegasan kepada audien yang sok tahu / ngendasi / nyeruwing / saur manuk yang mungkin dapat menyebabkan Anda menjadi gerogi atau ngelantur.
II. Pengaturan Fisik dan Sikap Badan:
Berpakaian rapi, bersih dan sopan serta disesuaikan dengan situasi dan tempat.
Sikap badan harus tegap, tenang dan tata geraknya tidak berlebihan atau jangan diam saja.
Raut wajah haus ceria, bersih dan tidak seperti orang yang sedang ngambek, marah atau sedang bingung, tetapi bersikaplah tenang namun meyakinkan walaupun terjadi suatu kesalahan atau kekeliruan.
III. Pengaturan Suara, Ucapan atau Bahasa:
Tata Bahasa yang akan diucapkan harus tersusun rapi. Jelas kata demi kata yang diucapkan, usahakan memakai kata-kata yang mudah diterima, dimengerti dan dipahami oleh audien.
Bahasa yang akan dipergunakan hendaknya disesuaikan dengan tingkat pendidikan atau pengetahuan audien.
Menjaga agar setiap kata-kata yang akan Anda sampaikan tidak salah ucap dan tidak mendiskriditkan pemerintah, tidak menghasut, menyinggung golongan lain atau jangan sampai menusuk perasaan orang lain.
Keras lemahnya suara harus Anda sesuaikan dengan besar-kecilnya ruangan gedung serta banyak-sedikitnya jumlah audien.
Tekanan suara harus mantap dan bersemangat dan usahakan kata-kata yang Anda ucapkan itu tidak hanya dapat dipahami oleh satu orang, satu suku saja. Akan tetapi berpariasi dan bila perlu Anda beri penekanan. Agar nasehat Anda lebih mantap maka Anda bisa memasukkan dalil-dalil yang tepat dan akurat, atau bahkan Anda bisa membubuhinya dengan cerita-cerita, sehingga nasehat Anda itu benar-benar dapat menarik audien lebih betah dalam mendengarkan nasehat Anda. Buatlah bagaimana caranya agar audien bisa terpukau / kagum / ta’jub / heran.
Janganlah menahan suara, artinya berbicara tapi bibirnya tidak bergerak, dan kata-kata yang Anda ucapkan itu harus jelas, jangan sengau seperti orang bindeng, lagi flu, pilek.
IV. Persiapan Mental Hati:
Ini penting supaya Anda tidak mudah tersinggung atau naik darah jika Anda melihat situasi ramai, gaduh yang menyebabkan dapat merubah acara menjadi tidak hikmat. Maka cara mengatasinya adalah Anda bisa segera mengambil sikap tegas untuk kembali menenangkan audien yakni dengan mengucapkan kata-kata yang tegas, santun tapi wibawa. Jangan nggebrak meja atau marah-marah.

V. Penguasaan Bahan Nasehat:
Bagi Anda sebagai komunikator (Penasehat) harus benar-benar menguasai bahan atau materi nasehat yang akan disampaikan kepada audien dan Anda sesuaikan dengan tema nasehat.
Kata pendahuluan usahakan yang bisa membuat audien tertarik untuk mendengarkan hingga mereka bisa penuh konsentrasi (perhatian). Anda bisa pilih kalimat yang dapat menciptakan suasana yang baik dan dapat membuat hati audien merasa butuh untuk mendengarkannya. Oleh karena itu Anda tentukan pokok masalah yang menarik sehingga mereka merasa ada sesuatu yang baru dan penting untuk didengarkan.
Menguaraikan materi atau isi nasehat sesuai dengan pokok nasehat serta jelaskan mengenai basyiron wanadziron dan upayakan diberi landasan hukumnya, gambaran, kisah / cerita para nabi, orang-orang sholih, cantolan kepahaman, sairan, pantun nasehat, dan lain sebagainya. Dan cara menguraikannya yang berurutan, tidak melompat-lompat.
Beri kesimpulan, artinya semua yang sudah Anda sampaikan dalam nasehat Anda tadi sebaiknya Anda beri kesimpulan dan beri kesan terakhir yang kemungkinan dapat membuat para audien terkesan bahwa isi nasehat tersebut baik dan bermanfa’at.
Penutup. Sebaiknya nasehat yang sudah Anda sudahi Anda tutup dengan ucapan terima kasih, do’a dan salam.

Bahan-bahan Nasehat:
1. Ada 5 (Lima) Bab:
1. Mengaji Al-Qur’an dan Al-Hadits.
2. Mengamalkan Al-Qur’an dan Al-Hadits.
3. Membela Al-Qur’an dan Al-Hadits.
4. Sambung jama’ah secara Al-Qur’an dan Al-Hadits.
5. Tho’at Alloh, Rosul, Amir ( Pemimpin Agama )

2. Ada 2 (Dua) Kesenangan Orang Puasa:
1. Ketika akan berbuka.
2. Ketika akan berjumpa Alloh.

3. Ada 2 (Dua) Perkara yang Tidak Pernah Hinggap pada Orang Iman:
1. Kikir / Pelit.
2. Budi Ashor.

4. Ada 2 (Dua) Perkara yang Memasukkan Manusia ke Surga:
1. Bertaqwa kepada Alloh.
2. Berakhlak yang baik.

5. Ada 2 (Dua) Perkara yang Memasukkan Manusia ke Neraka:
1. Mulut (ucapan).
2. Kemaluan.

6. Ada 3 (Tiga) Hal yang Dapat Mempengaruhi Seseorang:
1. Tempat, kampung, kota.
2. Waktu, misalnya pagi, sore.
3. Keadaan, misalnya kaya atau miskin.

7. Ada 3 (Tiga) Faktor yang Dapat Mempengaruhi Seseorang:
1. Faktor dasar / karakter.
2. Faktor Lingkungan.
3. Faktor Pendidikan.

8. Ada 3 (Tiga) Bulan yang Boleh untuk Melaksanakan Ibadah Haji:
1. Bulan Syawal.
2. Bulan Dzul Qo’dah.
3. Bulan Dzul Hijjah s/d tgl 10 Dzul Hijjah.

9. Ada 3 (Tiga) Cara dalam Melaksanakan Ibadah Haji:
1. Qiron.
2. Tamatu’.
3. Ifrod.

10. Ada 3 (Tiga) Hal yang Harus Dilakukan dalam Menghormat Tamu:
1. Gupuh, yaitu menyambut dengan ramah-tamah.
2. Lungguh, yaitu segera mempersilahkan duduk.
3. Suguh, yaitu menyuguhkan minum dan makanan ringan.

11. Ada 3 (Tiga) Hal yang Harus Diperhatikan dalam Berkomunikasi:
1. Papan, artinya tempat, kita ada di tempat siapa.
2. Empan, artinya materi, kita mau bicara tentang apa.
3. Adepan, artinya Audien, siapa yang kita hadapi.

12. Ada 3 (Tiga) Perkara yang Menyebabkan Tidak Masuk Surga:
1. Mengadu domba.
2. Mengungkit-ungkit.
3. Kikir / pelit.

13. Ada 3 (Tiga) Keharoman Bagi Sesama Muslim:
1. Harom rahasianya.
2. Harom harta bendanya.
3. Harom darahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar